Nama : Yuli Purnama Sari
NIM : 2009 112 069
Semester : VI. B
Mata Kuliah : Menulis Karya Sastra
Dosen Pembimbing : M. Nasir, M.Pd.
CARAKU
MENCINTAIMU
Salahkah
jika ku merasa sedih
Saat
ku melihat dirimu bersamanya?
Rasa
ini tidak akan hilang
Meskipun
kau telah berkata selamat tinggal
Impian
tinggallah sebuah kenangan
Yang
telah melambung jauh ke angkasa
Perih
yang terasa menyesakkan jiwa
Harapan
yang ada tinggallah hampa
Kasih,
tidakkah kau mengerti
Tak
terbilang rasa sakit yang kini ku hadapi
Kau
hancurkan keping-keping cinta ini
Menjadi
serpihan yang tak mungkin ku satukan lagi
Kini
ku hanya bisa mencintamu
Dengan
keping-keping cinta yang ada
Dengan
cara itulah ku mencintaimu. .
CERPEN oleh :
YULI
PURNAMA SARI
2009 112 069
CINTAKU
DI TILANG POLISI
Sayang kamu di mana?
Di kampus ya?
Kalo dah pulang kuliah, ntar ku
jemput yach. . .
Isi
pesan di telepon genggam ku yang ku terima dari pacarku. Dengan perasaan yang
berbungan-bunga langsung aku balas pesan itu. Nama ku Fatma, aku dan Aji sudah
pacaran hampir 1 tahun.
“Fatma, aku tunggu di depan
kampusmu” SMS Aji padaku.
“Iya, tunggu aja, bentar lagi ku
keluar.” Balasku.
Sekitar
10 menit kemudia mata kuliah yang ku ikuti akhirnya selesai juga. Aku, Tantri,
Emma, dan Dinda mengajakku ngobrol dulu.
“Akhirnya sesai juga pelajaran pak
gembul itu. Sumpah dech dari tadi nich mata merem melek, ngga’ bisa di
ajak kompromi.” Kata Tantri memulai topik pembicaraan.
“Iya, bener banget tu,,,ngantuk abis
dech kuliah dengan Pak Herman.” Sambung Emma mengiyakan perkataan Tantri.
“Ku duluan ya….” Kataku memotong
pembicaraan sambil melambaikan tangan.
“ Eeehhhh,,,tumben cepet
banget….emangnya kamu mau kemana?” tanya Dinda heran.
“ Ku udah di tunggu nich sama Aji,,,ngga’
enak kalau dia kelamaan nunggu.” Jawabku.
“ Cie, cie, cie…yang udah dijemput.”
Dianda dan Emma mencoba merayuku.
“
Ya udah dech sana,,,hati-hati aja ma.” Tantri memperingatkanku.
Tantri, Emma dan Dinda adalah teman
dekat di kampusku, saat ku ada masalah pasti ku cerita dengan mereka. Tantri
adalah temn kami yang paling dewasa pemikirannya, maka tidak salah dia selalu
menjadi tumpuan tempat kami bercerita melimpahkan suka dan duka kami.
****
“Lama
ya????, maaf ya kelas ku baru bubar.” Rayuku.
“ Dikit,,,,bosen juga ya kalo nunggu
orang. Tapi ngga’ papa dech yang penting bisa ketemu kamu.” Rayu Aji
padaku.
Aku hanya bisa tersipu malu saat Aji
merayuku. Mukaku langsung memerah dan rasanya ingin melayang ke awan kalau dia
sudah menembakkan rayuan mautnya. Karena cuaca hari itu sangat mendukung, Aji
mengajakku jalan ke sebuah taman kota, katanya biar mesra sedikit.
“ Kita jalan ya sayang hari
nich,,,,kan dah hampir seminggu kita ngga’ jalan.” Bujuk aji padaku.
“ Iya dech,,,terserah kamu aja.”
Jawabku sambil tersenyum.
Lalu motor kami pun melaju kencang.
Tak terasa angin yang meraba kulit. Dan tiba-tiba setitik air hujan jatuh
menyapa wajahku, kemudia berarngsung menyerbu badan kami. Karena hujan yang
begitu lebat, kami memutuskan untuk berteduh di sebuah gedung olahraga. Deraian
hujan yang melantunkan irama musik yang keras, tiba-tiba dipecahkan oleh sirine
mobil polisi yang berpatroli di sekitar gedung tersebut.
“Selamat siang pak. Bisa kami lihat SIM
dan STNKnya?” kata polisi mengagetkan kami.
“ Selamat siang.” Jawabku dan Aji
berbarengan.
Dan Aji mengeluarkan selembar KTP
dari tas yang dipakainya, aku pun mengikuti, tetapi tiba-tiba Aji
mengejutkanku.
“ Yank,,,dompetku ketinggalan.”
Bisik Aji padaku.
Aku pun panik tidak karuan, serasa
jantung ini berdetak lebih kencang dari biasanya, dan seolah-olah pembuluh yang
menyekat jantungku akan putus.
“ Jadi????” tanyaku panik setengah
mati.
“ Aku ngga’ bawa apa-apa
kecuali KTP.” Jawab Aji.
Ku lihat Aji juga panik, keringatnya
mengucur deras, bak air hujan yang menetes dari atap gedung. Aji mencoba
mengorek-ngorek tasnya, tetapi percuma yang ada hanya buku, pena, dan alat-alat
kuliah miliknya. Dengan berat hati Aji mengatakan kepada polisi itu, bahwa ia
tak membawa SIM dan STNK, karena tadi pagi dia buru-buru berangkat kuliah.
“ Maaf pak, kami di sini menjalankan
tugas. Bapak tahu apa kesalahan bapak??? Bapak tidak boleh berdua-duaan di
tempat ini, dan bapak memarkirkan motor di tempat tanda yang ada larangan
parkirnya.” Terang polisi itu.
“ Ooohhhh,,,maaf pak saya tidak
melihat, tadi hujan begitu deras, jadi saya tidak melihat tanda itu, lagi pula
kami tidak berdua-duaan, di tempat inikan banyak yang berteduh bukan kami
saja.” Jelas Aji.
“Ya,,,ini sudah menjadi peraturan
Pak. Lagi pula bapak tidak membawa SIM dan STNK, kami bisa saja menahan motor
bapak.” Kata polisi dengan tegas.
“ Jangan dong Pak, kalau motor saya
ditahan gimana saya pulang dan mengantar pacar saya Pak???” canda Aji kepada
polisi.
“ Ya sudah begini saja. Kami minta
Rp. 200.000 saja, dan motor serta kalian berdua kami bebaskan dari surat
tilang.” Kata polisi itu lagi.
“ Tapi pak,,,kami ngga’ punya
uang sebanyak itu. Kami cuma mahasiswa, ngga’ bawa duit sebanyak itu.”
Rengek Aji.
“ Apalagi kalian mahasiswa,,,kalian
bisa kami laporkan ke dosen PA kalian masing-masing atas tuduhan berdua-duaan
di tempat umum.”
“Masa’ kayak gitu langsung mau ke
dosen PA Pak.” Jawab Aji heran.
Setelah bernegosiasi panjang dengan
polisi-polisi pemakan uang rakyat, akhirnya kami di bebaskan dengan memberi
uang sejumlah Rp. 100.000,00. Dan kebetulan hujanpun telah berhenti, lalu kami
pun meninggalkan tempat itu dengan mengikhlaskan uang kami. Aku langsung
diantar pulang oleh Aji.
“ Udah kamu istirahat yach…love
you.” Kata Aji sambil tersenyum padaku.
“ Kamu juga hati-hati yach di
jalan…love you too.” kataku membalas kata-katanya.
****
Nama : Yuli Purnama Sari
NIM : 2009 112 069
Semester : VI. B
Mata Kuliah : Menulis Karya Sastra
Dosen Pembimbing : M. Nasir, M.Pd.
SAHABAT
JADI CINTA
Dahulu
kau dan aku saling bersama
Berbagi
suka, duka, tawa maupun canda
Bak
ombak di pantai yang saling berkejaran
Gembira
ria bersama merangkai mimpi-mimpi kita
Setiap
detik yang terlalui
Seakan
mengisyaratkan kepada diri
Sosok
sahabat yang dinanti
Mengikis
setiap jarak dan keadaan
Rentang
waktu dan jarak pembatas kita
Merajut,
mnyulam sebuah rasa
Raya
yang agung antara anak manusia
Yang
telah lama tiada bersua
Kini,
kita telah saling mengerti
Akan
namanya cinta yang suci
Terucapnya
serangkai kata tuk sahabat sejati
Sahabat,
cintailah aku sekarang
Dan
sampai napas ini berhenti
Nama : Yuli Purnama Sari
NIM : 2009 112 069
Semester : VI. B
Mata Kuliah : Menulis Karya Sastra
Dosen Pembimbing : M. Nasir, M.Pd.
Tema : Emansipasi Wanita
POLWAN
Gagah,
tegap tubuhmu
Memandang
setiap lintasan jalan
Mengintai
setiap kendaraan
Tak
kenal debu menghamtam
Dirimu
tetap tegar
Seragam
nan gagah jauh dari keanggunan
Membalut
tubuhmu yang tegas
Nyaringnya
peluit dari bibirmu
Menjitak
setiap pengendara-pengendara nakal
Itulah
dirimu ibu polwan
Kau
hiraukan terik mentari membakar kulit
Kau
singkirkan sisi lemah lembutmu
Menjadi
sosok wanita yang tegas dan berwibawa
puisi dan cerpennya keren-keren banget.......... boleh donk di posting yang lebih banyak lagi.... hehehehehehe
BalasHapus